Masa Lalu

Kalau dipikir-pikir,siapa yang ga rindu masa lalu,sebab ia telah berlalu,sehingga ada jarak (rindu).kalau masa depan itu belum pasti,jadi tak ada jarak.obtanya rindu itu pujian pujian kekasih dan kesembuhanya hanya perjumpaan,sehingga refleksi masa lalu jadi cara untuk mengobati,obat bukan sekedar ambisi menghilangkan sakit,lagi pula sakit akan tetap indah (kesyukuran) jika punya tujuan yang jelas.

Penghalang besar ini terus jadi acuan gerakan,ia mempropokasi tujuan,ditengah ia berubah,diakhir diakembali,atau juga termakan seutuhnya,masa atau era yang menunjukan waktu tak ada dalam istilah mengulang,ia terus bergulir menyusuri,istilah tanggal hanya mempermudah penentuan gerakan.

Merdeka menurutku  adalah penentuan nasib kita sendiri,kita tau bahwa jika kita lakukan A maka akan menjadi A,jika kita lakukan B maka akan menjadi B,perbedaanya dengan bebas ada dalam keteraturan atau tujuan,jika kita gunakan teori Gradasi maka siapa yang paling dekat dengan sumber,sumber tak punya sumber –sumber yang lain,sehingga hanya ada satu (ada) sumber.
Proyeksi masa depan adalah wujud atau cara,bukan angan-angan,bedanya ada diniat dan aktifitas,sehingga jika keduanya berbeda proyeksinya patut ditanya ulang,jangan-jangan proyeksi itu hanya utopis,Proyeksi utopis ini dibarengin dengan gerakan serba kadang-kadang (sok tau).

Seindah kisah Adam dan Hawa,mereka juga punya masa lalu
Tetapi kita hanya tak mengerti
Benerakah kedunya salah atau kita ini serba sok tau
Mungkinkah?, penurunya dari firadus jadi hukum bagi mahluk paling sempurna

Harusnya kita tahu diri
Lebih baru Lebih lama