Pada prinsipnya jatuh cinta itu irasional, semua hal evolusioner kita tentang “jatuh cinta” adalah yang sampai saat ini belum kita temukan. Tetapi proses seseorang jatuh cinta itu sudah seperti manual book yang bisa kita baca secara seksama. Sebelum itu ternyata “jatuh cinta” pada laki-laki dan perempuan itu jauh berbeda. Mari kita bahas dari sisi laki-laki kali ini.
Laki-laki itu tidak sadar jika jatuh cinta, laki-laki bahkan
tidak menyadari perubahan yang terjadi. Jika ia jatuh cinta ia akan datang begitu
saja. Pada dasarnya pola “jatuh cinta” pada laki-laki itu mudah ditebak. Awal mula
dari jatuh cinta pada otak laki laki
adalah adanya lonjakan testosteron “gempa testoteron”. Hal ini terjadi
ketika laki-laki melihat seorang yang “tipe gue banget”, apa kelasifikasi “tipe
gue banget” ini adalah sebuah hasil pembelajaran biologis selama jutaan tahun
secara evolusioner.
Gempa testosterone yang mengguncang Vta ini ketika
mendapatkan balasan balik dari seseorang yang ia jatuh cintai ini akan memberi impuls
kepada sirkuit-sirkuit jatuh cinta yang lainya yang diguncang adalah amigdala,
sala satu hal unik dalan bagian otak ini adalah dia merupakan “pusat rasa sakit”
pada bagian otak kita. Maka ketika itu terjadi potensi terjadinya “tsunami
dopamim” muncul.
Nah ternyata jatuh cinta itu ada sebuah “bahan bakar’ nya,
pertama itu testosterone, kedua dopamine, ketiga oxytcin, dan keempat itu vasopressin.
Sala satu dari empat ini yang membuat ketika laki-laki jatuh cinta perhatianya
tidak pernah teralihkan, yang dilihat hanya yang dicintainya. Hampir sekitar 85%
dari waktu jaganya ia hanya memikirkan orang yang dijatuh cintainya ini.