Optimis vs realistis


Optimis itu seperti sinyal harapan, Ia seperti satu tetes air di padang gersang, Sesuap nasi pada orang lapar dan setetes benih pada seorang ayah. Ia mengkerdilkan kehinaan, memusnakan ancaman-ancaman, karena jika kita pake rumus produktifitas maka didalam kesulitan ada kemudahan bukan?. Tapi itu cara lama, Mari kita buat cara baru yaitu optimisme panjang. Sering seperti yang ku katakan dalam tulisan-tulisan sebelumnya, jika tidak untukmu maka generasi setelah mu. Mimpi besar tidak tumbuh dari satu uji coba, Ia tidak seperti melempar koin yang punya sisi, walaupun probabilitas kepala atau ekor bisa saja dihitung, saya pernah melakukannya saat smp, saya pikir itu aktifitas paling tak berguna saat itu haha.

Anggaplah kita telah selesai dengan sebuah puzzle besar bernama searching souls, kita mungkin saja akan menemukan bahwa kita sebenarnya bisa membuat puzzle yang lebih besar, saat kecil saya suka sekali melakukan ini saya selalu jadi yang pertama haha.

Teman dekat realistis ini a.k.e pesimis mudah saja ditebak sebenarnya, Menurut Malcolm Gladwell ia membedakan atara puzzle dan misteri. Dan sayangnya dengan kelebihan infromasi yang kita terima saat ini kita cenderung pada posisi menganggap sesuatu itu misteri yang mana pada kordinat yang tepat ia seperti puzzle yang memang harus kita pecahkan. Misteri atau anggap saya konspirasi ini hanya akan membuat hidup kita tidak asik.

Saya tidak pernah percaya tapi sebenarnya pernah percaya bahwa satu generasi akan merubah banyak generasi, Selain saya tau itu hiperbola itu seperti menyatakan bahwa pernikahan adalah kebahagiaan seumur hidup, walaupun saya berlum menikah tapi saya tau itu adalah aktfitas berjuangan tanpa henti. Kita tidak perlu memegang api bukan untuk tau api itu panas.

Pola memulai berpikir optimis inilah yang membuat kita akan cendrung kemana, seorang teman pernah bicara padaku “kau akan temukan yang kau cari jika kau terus berusaha mencari” jikalaupun gagal kita memang tidak pernah dituntut untuk sukses yang kita lakukan adalah berjuang sampai masa tenggang hidup masing-masing.

Mungkin mimpi besar seperti ini tidak untuk kuping setiap orang, tapi Saya akan menyambut sinyal-sinyal ini, saya akan berusaha optimis pada hidup saya, untuk generasi setelah saya, untuk tanah air tercinta saya dan untuk hati kecil saya tentu saja.

Lebih baru Lebih lama