Si Bingu

kamera poket ini kuberi nama Bingu karena aku bingung ini warna biru atau ungu, ya sesederhana itu. Si bingu ini ku dapat dari seorang teman saat kuliah. Kondisinya sudah bekas dan ya masih lumayan baik dan berfungsi baik untuk sekedar memotret biasa. ku tebus ia dengan biaya satu buah BB jadul dan duit 100 ribu. Kami melakukan transaksi aneh ini didalam sebuah kontrakkan dengan mengendap-endap, entah kenapa harus mengendap-endap kalau dipikir sekarang.

Si Bingu menemani banyak perjalanan ku, dari mulai pilkada DkI yang begitu gegap nyusahin wkwk, sampai ke sebuah tempat untuk melakukan ekspedisi, hingga ia bergerak ke jogya untuk menghadiri sebuah acara yang berlangsung hampir satu minggu. Ia kadang kedinginan karena  puncak gunung Gede mengelus-elus lensanya dan murung karena tak bisa melihat pucak sumbing karena cuaca ekstrim. Si bingu tak pernah mengeluh menemani, ia tetap menangkap berbagai gambar demi gambar.

Sayang kesadaran untuk mengambil momen tak dibarengi dengan kesadaran menyimpan file-file itu dengan baik.  sekarang ia sudah ada mungkin diarsip orang lain atau tercampur dalam sebuah memori di otak ku sendiri. Si bingu kini mati suri, batrainya kadang suka cepat habis, gambarnya telah kabur dan lensanya sesekali menutup sendiri. Hingga pada puncaknya ia tak bisa lagi dinyalahkan sama sekali.

Mungkin suatu hari akan aku benerkan ia dan kembali mengambil momen-monen yang ku inginkan, dan satu hal yang takan ku ulangi lagi. kan ku arsip dengan baik hasil tangkapannya.


Lebih baru Lebih lama